------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRAK
Di Kepulauan Seribu kebutuhan air
bersih tidak dapat sepenuhnya dipenuhi sendiri. Oleh karena itu, untuk memenuhi
kebutuhan air bersih di wilayah tersebut, Pemerintah Daerah DKI Jakarta
mengoperasikan alat desalinasi air laut. Namun penggunaan peralatan desalinasi
tersebut dianggap tidak optimal karena harus dibangun di tiap-tiap pulau
sehingga diusulkan penggunaan kapal desalinasi air laut.
Tugas Akhir ini bertujuan untuk
menganalisis model pasokan air bersih yang paling sesuai di wilayah Kepulauan
Seribu, yaitu dengan menggunakan alat desalinasi darat (shore plant), menggunakan kapal desalinasi air laut (floating plant), atau kombinasi
keduanya. Untuk perencanaan rute operasi kapal desalinasi air laut digunakan
konsep travelling salesman problem (TSP).
Selanjutnya, beberapa model operasi dikembangkan berdasarkan kombinasi jumlah shore plant dan floating plant serta pola
operasinya. Pada Tahap akhir optimisasi, digunakan model optimisasi binary integer programming (BIP) untuk
pemilihan model pasokan dengan biaya paling minimum.
Hasil analisis menunjukkan bahwa
kombinasi shore plant dan floating plant menghasilkan
biaya minimum untuk memproduksi
air minum sebesar Rp32.164. Biaya
ini 26% lebih rendah bila dibandingkan dengan
penggunaan floating plant seluruhnya dan 3% lebih rendah bila dibandingkan dengan menggunakan
shore plant seluruhnya. Sedangkan unit cost untuk memproduksi air bersih adalah Rp28.709/m3. Biaya ini 11% lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi air minum.
Kata kunci: Desalinasi, Shore
Plant, Floating Plant, TSP, BIP
Download full papernya di
https://www.dropbox.com/s/oug8uy9wrgtcn50/4107100049-Final%20Project.pdf
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kepulauan Seribu cannot fulfill the demand for fresh water entirely by
itself. Hence, to meet the needs of fresh water in that islands, the Government
of DKI Jakarta has provided and operated seawater desalination plants. However,
the use of those plants is considered not optimum because it must be installed
in each island. Thus, it is proposed to use floating desalination plant to
supplement it.
The purpose of this Final Project is to analyze the most suitable water
supply model for Kepulauan Seribu, by using shore desalination plant, floating
desalination plant, or combination of both. The concept of traveling salesman
problem (TSP) is used for route planning operation of floating desalination
plant. Furthermore, some operating models are
developed based on the combination of shore plant and floating plant and the
patterns of operation. At the
final stage of optimization, the binary integer programming
(BIP) optimization model is used for the selection
of the supply model with minimum cost.
The result show that the minimum cost for producing
potable water is Rp32.164/m3. This cost is obtained by
combining shore plant and floating plant operation. The unit
cost is 26% lower than the use of floating
plant entirely and 3% lower than the use of
shore plant entirely. However, to produce fresh water
the unit cost is Rp28.709/m3,
11% cheaper than that of
potable water.
Keywords: Desalination, Shore
Plant, Floating Plant, TSP, BIP
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menginspirasi pak
ReplyDelete