Saturday, May 18, 2013

JalanAngin #LukaDuka #AlfonsusDJ #3


Luka Duka

Karena kau ingat aku
Jangan kau cabut rumput ini
Jika kusirami kembali






















------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alfonsus namanya. Small man with great brain!. Mengapa demikian? Karena anak satu ini adalah anak percepatan di Smansa. Anak percepatan yang juga memilih menjadi "anak angin". Disaat kita bolos, dispen, ga buat PR dan dia juga melakukan hal yang sama, namun tetap saja dia lulus lebih cepat daripada teman-teman seangkatannya.

Kalau tidak salah ketika latihan untuk MAS (Malam Apresiasi Sastra) bapaknya Alfon datang dan langsung mendamprat ketua teater Angin saat itu, a.k.a Arya Dongkang. Wah, lumayan seru juga ketika itu. "Kamu tahu anak saya itu kelas percepatan! bla bla bla blaaaa... hahahaha. Sekarang baru saya menyadari bahwa ketika SMA dulu memang jam latihan sudah kelewatan (up to 10:00 P.M) dan sebenarnya tidak baik juga untuk kesehatan.

Salut lah untuk teman kita satu ini. Kerjanya pun yahud banget sekarang, denger-denger sih kerja di salah satu perusahaan oil n gas asing gtu. Saat ini pun sedang ikutan training di Luar Negeri, Rusia kayaknya. MManntappp, anak angin lo ini.. ^_^
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Friday, May 17, 2013

Marketing: Penggunaan Paranormal & Dunia Lain…


Inovatif! Pemikiran inilah yang pertama kali muncul di benak saya ketika saya ditawarkan produk ini oleh seorang pedagang upakara di Pura. Produk dupa yang isinya hanya 10 batang dijual dengan harga Rp 12.000. What an expensive price for such product! 10 batang dupa harum biasanya dijual Rp 1000 aja loo!! Namun buktinya dupa ini laku bahkan dupa ini saya peroleh di Pura Aditya Jaya Rawamangun yang berlokasi di Jakarta. Wow,  Bali jadi exportir dupa men... ^_^


Mengapa produk ini laku dipasaran? Apa karena kemasan yang menarik, produknya berkualitas, sedang ngetren,  dupanya harum, atau memang karena merk nya sudah oke punya. Hahahaha, tidak satupun dari itu,  melainkan adalah karena produk ini memiliki added value yang disebut dengan SUGESTI. Mari kita telusuri masing-masing added value tersebut.



Gambar "rerajahan" untuk memberikan kesan khusus
Coba perhatikan lambang yang digunakan di kemasan bagian depan, menurut saya kemungkinan besar itu adalah gambar "rerajahan". Rerajahan adalah suatu bentuk yang dibuat di atas benda tertentu dengan tujuan memberikan kekuatan supranatural kepada benda tersebut (dari berbagai sumber, CMIIW). Nah dengan adanya rerajahan ini bisa dilihat bahwa dari awal produsen sudah mencoba untuk memberikan sugesti visual bahwa dupa ini memiliki khasiat unik dan magis. Ditambah lagi dengan pilihan warna hitam dan motif poleng (baca: hitam putih) di bagian bawah kemasan yang menambah kesan mistis.. Hhiiiiiii ko jadi merinding sendiri nihh.


Informasi khasiat produk yang tidak biasa
Di bagian belakang kemasan terdapat informasi yang benar-benar to the point lahh. Baca & liat aje sendiri di gambar paling atas yaa,  ga perlu saya jelasin deh nanti merinding sendiri ketika menuliskan khasiatnya -_-…Lalu ada kata pamungkas yang ditulis dengan huruf besar dan font dengan ukuran paling besar diantara kata lainnya,  yaitu PASUPATI. Kalau anda seorang balinese,  menyukai budaya jawa kuno,  ataupun suka membaca cerita pewayangan seperti Mahabrata maka anda pasti tidak asing dengan kata Pasupati.

Budaya, kepercayaan, dan produk
Dalam budaya Bali Upacara Pasupati bermakna pemujaan memohon berkah kepada Hyang Widhi (Sang Hyang Pasupati) untuk dapat menghidupkan dan memberikan kekuatan magis terhadap benda-benda tertentu yang akan dikeramatkan. Dalam kepercayaan umat Hindu (ajaran Sanatana Dharma) di Bali, upacara Pasupati merupakan bagian dan upacara Dewa Yadnya. Proses pasupati bisa dengan hanya mengisi energi atau kekuatan tuhan atau menstanakan sumber kekuatan tertentu di dalam benda tersebut. Tergantung kemampuan orang yang melakukan upacara pasupati tersebut (cakepane.blogspot.com).




Upaya yang tidak biasa dengan produk yang biasa
Last but not least,  apapun interpretasinya, produsen sudah berusaha melakukan upaya yang tak biasa dengan produk yang biasa. Memberikan nilai tambah yang tak biasa dengan segmen pasar yang khusus dan tak biasa. Harganya pun menjadi melambung tinggi karena adanya inovasi yang tak biasa ini. Akhir kata,  salut buat salah satu produsen yang kreatif ini dan sekali lagi terbukti bahwa jika ingin menjadi orang Bali yang sukses dan menetap di Bali maka buatlah usaha yang berbasis budaya lokal. Karena saya yakin se-modern apapun Bali, budayanya tidak akan pernah punah.








*Tulisan ini dibuat di dalam busway ketika perjalanan pulang Tj Priok - Bogor #17may13



Tuesday, May 14, 2013

Kesucian dimulai dari hal-hal kecil



Mengapa ada tempat sampah dan tempat dupa di Jaba (bagian utama) Pura? Karena kami selalu membersihkan upakara yang kami gunakan setelah sembahyang. Kesucian dimulai dari hal-hal kecil kawan. @Pura Aditya Jaya Rawamangun


Hal menarik saya temukan ketika saya kuliah di Surabaya,  kampus perjuangan ITS. Bukan di lingkungan kampusnya, melainkan di tempat ibadah kami, Pura.

di Surabaya ataupun pura lainnya di luar Bali tidak hanya digunakan untuk beribadah melainkan sebagai tempat berkumpulnya anak - muda dari berbagai jurusan, kampus, golongan bersatu bersama dalam satu kata suci HINDU. Namun kali ini saya tidak akan membahas aktifitas mahasiswa Hindu di Surabaya.

Hal menarik ini juga saya temukan di Jakarta dan diseluruh Pura di luar Bali. Hal tersebut adalah adanya kebiasaan tak tertulis yang secara otomatis mendorong sensor motorik otak untuk memungut upakara (canang, dupa, bunga) yang sudah selesai digunakan untuk selanjutnya dibersihkan.
  
Simmmpppleeee, very very very leeesss effort.


Dengan menggunakan tangan kita sendiri untuk membersihkan maka kita sudah membantu para Pemangku Pura sehingga beliau-beliau tersebut bisa fokus kepada tugas utamanya dan tidak kelelahan karena harus bersih sana bersih sini.

KEBIASAAN SANGAT POSITIF INI saya selalu pegang teguh dan saya lakukan juga ketika saya pulang kampung (ckckck, jadi ingin pulang). Tidak perlu memberitahu orang lain, nanti dibilang "SOK GEN CI" (Indo: Blagu aja loe). Cukup dengan menjadi role model (contoh) saja, less talk do more broww.

Mari bagi semua yang sudah melakukan hal seperti ini agar tetap dilakukan dan disebarluaskan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Monday, May 13, 2013

JalanAngin# KeringNiatku #FebbyWidianto #2

Aku rindu kesederhanaan
Yang selalu kutenggak
Bersama angin
     dan dunia kecil

Sketsa oleh: Suardana
*sudah mendapatkan izin untuk dipublikasikan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dulu dikenal suka bermusik, punya suara yang pantaslah untuk bernyanyi (kalau dibandingkan dengan saya bagai kecoa dan rajawali kali ya suaranya). Tentu saja saya kecoanya ^_^

Dulu juga dikenal suka mengutak - atik peralatan elektronika sehingga dinobatkan sebagai Dimmer Player Teater Angin :). 

Saya mengenal Febby sebagai anak yang pintar dan cerdas. Buktinya simple aja, lolos SPMB Teknik Elektro ITS, waahh ajee gilee kaann. Saya SPMB Teknik Elektro UGM saja tidak lolos (emang dasar cuma bisa koar-koar seperti tulisan di blog ini doank). Sayang ente waktu kuliah terlalu sibuk "kuliah" jadi ga sempet nyanyi lagu "Terlalu Manis Slank" lagi (ckckckck, kenapa selalu lagu ini ya yang saya sebutkan). 

Kalau ke Jakarta kabarin ya kawan, kali aja ada waktu buat nge "bintang". Atau sudah tobat??? -peacenoffence)

Kata pak Warih, ini adalah salah satu puisi pendek yang utuh, tapi memang belum sekuat sajak haiku (Jepang) dan bukan mustahil suatu hari nanti mereka akan berusaha untuk menyamainya. Gimana bro? Lanjut? :).

Puisi ini juga sempat dijadikan musikalisasi oleh rekan - rekan Barak dan ditampilkan hanya sekali ketika buku puisi ini diluncurkan di Toko Buku Toga Mas Jalan Hayam Wuruk Denpasar. Canggih yaaa, puisi pendek, hanya beberapa kata namun menjelma menjadi musikalisasi yang menawan.

Cuk!! Tulisanku lebih cerewet dan tidak bermakna bila dibandingkan dengan puisinya yang sederhana namun penuh makna. Cukup sekian dan terimakasih.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sunday, May 12, 2013

JalanAngin #LoncengTakBernada #GitaRaditya #1

Fajar menanti mentari
Dalam sepenggal cerita
Yang kutulis dalam ingatan
Beserta lonceng hati

Ah, masihkah ada tanah untuk kita
Sementara pagi tak menyambut
Aku hanya dipayungi air getir
Yang tertawa dalam tangis para Dewa

Sejenak aku tahu
Aku raib melenggang jadi kumbang
Terbang mengarungi cuaca pagi

Kita tak mampu membaca 
Isyarat cuaca dengan doa
Mungkin penungguan zaman jawabnya

Hanya lonceng tak bernada
Yang merubah fajar dengan senja

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ngudiang ci to??? Meju o Git? hahahhaa.
Made Gita Raditya, salah satu sahabat saya dan secara kebetulan kakaknya Bli Hangga Melon juga sahabat sekaligus senior saya di Teknik Perkapalan ITS Surabaya (sorry nyerempet dikit).

Hhmm, dahulu kala secara mengejutkan Gita menulis puisi ini karena sepengetahuan saya Gita lebih cenderung "nyaman" dalam bermusik dan musikalisasi ketimbang puisi dan drama (soalnya dulu sempat ngambek, mau main musikalisasi kok malah dikasi drama), ^_^ no offense plis).

Saya yakin sampai dengan saat ini Gita masih melanjutkan proses kreatifnya di bidang lain, secara dia jadi arsitek gitu loohh. Denger-denger jago komputer juga. Oh ya, gitarmu kan ada banyak tuh di rumah (ciri-ciri penghasilan banyak), sumbangkanlah satu untuk ANGIN. :)

Pak Warih dalam "catatan penyunting" menyebut puisi karya masbro Gita ini mempunyai irama dan musikalitas yang tercipta melalui pertautan secara keseluruhan. Tak heran bila Ngurah "Cingur" dan Kadek "Hippo" berhasil mengaransemen puisi ini menjadi musikalisasi yang apik. Silahkan berkenalan dan bercengkrama dengan bli Gita di FB dengan account Gita Raditya. 

#Bless U My Partner in Crime #Bogor 12 May 2013 10:23 P.M
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saturday, May 11, 2013

A Foreword from Ex Head Master#Jalan Angin#Teater Angin#Smansa#Denpasar


Ditengah kesibukan beliau menjadi kepala sekolah SMA Negeri 1 Denpasar beberapa tahun lalu (saya lupa periode jabatan Beliau) beliau masih sempat memikirkan kata-kata puitis seperti ini. Menorehkan beberapa patah kata di dalam buku "Jalan Angin". Pertanyaannya saat ini adalah "masihkan Pak Tumbuh ingat bahwa beliau pernah menulis kata pengantar seperti ini." ^_^. Tidak penting jika beliau tidak mengingatnya lagi yang lebih penting adalah bagaimana seharusnya kita generasi yang lebih muda mengingatkan beliau, mengingatkan yang lebih muda, adik-adik kita akan kenangan dan hasil kreasi ini.

Kalimat kedua sangatlah penuh makna "Teruslah menulis hingga kalian mampu menulis takdir kalian sendiri" .
Indah Bukan? Saya pun yakin sebagian besar dari penulis puisi di dalam buku ini sudah hampir menemukan takdirnya masing-masing. 

Kalimat terakhir pun tidak kalah tajam dan emosional "Buku ini adalah bukti bahwa kalian pernah ada."
Wow, dada langsung bergetar ketika membaca kalimat terakhir ini karena setiap orang butuh eksis bukan. Sehingga kami kala itu menunjukkan eksistensi kami dan ke"narsis"an kami dengan cara menulis, ya menulis puisi. Hal yang sangat tidak populer dikalangan remaja ABG imut-imut berpakaian putih abu-abu.

Sekilas tentang Pak Made Tumbuh.
Nama dan gelar lengkapnya adalah Drs. I Made Tumbuh. Tidak banyak yang saya ketahui tentang beliau karena ketika SMA bisa dihitung dengan jari jumlah saya berhadapan dengan beliau. Beberapa hal menarik yang sempat saya baca di beberapa media massa bahwa SMA 1 Denpasar mengalami masa terbaik dan keemasan ketika beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah. Yup, menurut saya tepat sekali kalimat tersebut, ketika saya masih SMA saja tidak terhitung berapa banyak juara yang diperoleh oleh anak didik SMA Negeri 1 Denpasar. Bahkan sempat mengawinkan gelar PORJAR & PSR tiga kali berturut – turut. It was so cool man!!!

Saat ini Pak Made Tumbuh sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala sekolah karena sudah memasuki masa purnatugas alias pensiun. Sehingga tidak akan ada lagi anak Angin yang bernyanyi lagu “Terlalu Manis Slank.” Apa hubungannya lagu “Terlalu Manis Slank???” Hanya anak Angin dan beberapa sahabat – sahabat angin yang mengerti… Peace ^_^ (no offense, joke only)

Sumber Gambar: 

Friday, May 10, 2013

Kelas Inspirasi: Mendidik adalah tugas setiap orang terdidik.

Surat Panggilan Anies Baswedan 

kepada Para Profesional


Yth.
Para Profesional
di Indonesia


Saya menulis surat ini dengan keyakinan kita semua punya mimpi yang besar untuk masa depan Indonesia dan optimisme untuk bisa mewujudkannya.

Hari ini sebagian dari kita telah mendapatkan kesempatan untuk berprofesi yang baik dan hidup lebih sejahtera. Hadirnya kaum profesional adalah salah satu bukti nyata bahwa pendidikan adalah pembuka pintu kesempatan; pendidikan adalah eskalator sosial ekonomi.

Bila kita ambil jeda sebentar saja dari kesibukan untuk mengingat berapa banyak teman sekelas di SD dulu yang berhasil melewati pendidikan tinggi, barangkali jumlahnya bervariasi.

Setiap keberhasilan kita hari ini, di dalamnya ada jejak iuran para pendiri republik, jejak yang sering terlupakan.

Republik ini didirikan lewat iuran kolosal. Saat itu hampir semua pilih turun tangan. Ada yang iuran pikiran, iuran harta, iuran tenaga, iuran darah, bahkan tak terhitung yang iuran nyawa.

Semua ikut iuran tanpa pernah bertanya apa yang nantinya akan diberikan balik oleh republik ini; tak pernah ada persyaratan bahwa anak-cucunya pasti hidup makmur dan sejahtera. Tak ada.

Tapi bisa kita pastikan, setiap peran itu akan meninggalkan tanda pahala yang akan membekas. Iuran mereka itulah yang membuat kita semua kita menikmati kemajuan seperti sekarang ini.

Tradisi berjuang itu tidak pernah hilang. Sampai sekarang keluarga kita tetap membesarkan pejuang: orang-orang yang selalu ingat bahwa kehadirannya bukan sekadar untuk menikmati semua peluang di republik tercinta ini tapi juga untuk menanamkan makna bagi saudara sebangsa.

Kita semua ingin Indonesia yang lebih baik. Indonesia hanya bisa lebih baik jika kualitas manusianya berubah jadi lebih baik. Menjadi manusia yang terdidik dan tercerahkan.

Mengubah manusia selalu lewat proses pendidikan. Walau pendidikan memang tidak selalu sama dengan sekolah, kini sekolah apalagi di tingkat dasar memainkan peran penting.

Secara konstitusional mendidik memang adalah tugas negara tapi secara moral mendidik adalah tugas setiap orang terdidik.

Karena itu kami mengundang Anda yang sudah merasakan faedah pendidikan untuk ikut turun tangan, ikut terlibat langsung dalam membangun manusia Indonesia, ikut bersama-sama mengubah kondisi Indonesia kita.

Tawaran kami sederhana: think big, start small, and act now!

Sumber: http://kelasinspirasi.org/?page=galeri


Kami undang Anda yang sudah berkarier di dunia profesional untuk ambil cuti dan menjadi guru Sekolah Dasar selama satu hari pada hari Rabu, tanggal 20 Februari 2013.

Di SD-SD yang telah ditentukan ini mungkin Anda akan menyaksikan bahwa hitungan jarak kilometernya memang amat dekat dengan tempat Anda bekerja, tapi hitungan jarak kesejahteraan, jarak pengetahuan, jarak wawasan terlihat amat jauh.

Pada hari itu Anda tidak mengajar matematika, bahasa Indonesia atau Ilmu Pengetahuan Alam. Di SD itu Anda menceritakan tentang profesi Anda. Anda hadir untuk menjadi sumber inspirasi. Kita menyebutnya sebagai Kelas Inspirasi.

Mimpi itulah yang senyatanya sering hilang dari ruang kelas di sekolah-sekolah kita, apalagi saat kelas bukan lagi sekadar berarti ruang belajar di sekolah, kelas juga berarti pembagi strata ekonomi.

Berada di "atas" sering memudahkan untuk bermimpi, dan berada di "bawah" itu sering membuat bermimpi itu jadi sebuah mimpi tersendiri.

Anda hadir di sana untuk membangkitkan mimpi anak-anak di SD itu. Baju mereka bisa amat sederhana, rumah mereka bisa panas dan kumuh tapi ajaklah mereka untuk bermimpi, untuk punya cita-cita besar. Anda hadir di kelas itu menanamkan bibit mimpi mulia bagi saudara sebangsa. Sejauh apapun jarak kesejahteraannya, wawasannya, atau pengetahuannya mereka adalah amat dekat; mereka saudara kita, saudara sebangsa.

Mimpi adalah cermin pengetahuan, cermin wawasan. Anda datanglah untuk membukakan pengetahuan dan wawasan llau biarkan mimpi mereka terbang amat tinggi, sambil ingatkan mereka bahwa lewat kerja keras nan cerdas dan didampingi doa mereka bisa meraih dan melampaui mimpi itu!

Di kelas itu Anda akan menyaksikan mata berbinar, senyum lebar dan wajah ceria anak-anak itu. Mereka adalah wajah masa depan bangsa ini. Di ruang kelas itu Anda mulai mencicipi suasana Indonesia di masa depan. Potret masa depan Indonesia ada di ruang-ruang kelas.

Di kelas itu, anak-anak akan melihat Anda dengan penuh semangat. Guru seharinya adalah orang baru. Izinkan mereka mengingat Anda, mungkin mereka pulang ke rumah, menyongsong orang tuanya sambil bertutur betapa inginnya dia bisa seperti guru-guru di Kelas Inspirasi, seperti Anda.

Secara fisik kehadiran Anda cuma sehari, tapi bekasnya bisa langgeng. Ya, cerita Anda, pengetahuan, inspirasi, semangat dan pencerahan dari Anda bisa hadir secara amat permanen dalam hati dan mimpi mereka.

Anda memang diharuskan mengambil cuti pada hari itu tapi kami tidak mengajak Anda untuk berkorban, kami menawarkan kepada Anda kehormatan untuk mewakili kita semua hadir di kelas-kelas membangkitkan mimpi.

Menyumbang uang itu baik, memberikan buku itu bermanfaat, membangun fasilitas pendidikan itu mulia, tapi sesungguhnya iuran terbesar dan terpenting dalam pendidikan adalah kehadiran. Ya, hadirnya inspirator adalah Iuran terbesar dalam pendidikan. Kini lewat Kelas Inspirasi Anda bisa beri iuran terbesar itu yaitu hadir sebagai inspirator.

Kami pun yakin sehari di ruang kelas itu akan memberikan wawasan lain, membuka perspektif baru tentang bangsa kita tercinta. Anda akan bertemu guru, kepala sekolah yang berdedikasi menyiapkan masa depan. Mereka pun akan belajar tentang Anda. Melalui Kelas Inspirasi itu semua akan belajar.

Seselesainya jadi pengajar di Kelas Inspirasi Anda akan punya perasaan yang berbeda, Anda telah senyatanya ikut turun tangan mengubah wajah masa depan Indonesia.

Lewat kelas Inspirasi ini Anda turun tangan, bergandeng tangan dengan para profesional di berbagai kota di Indonesia, semua sama-sama ikut melunasi janji kemerdekaan kita: mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kami tunggu kehadiran Anda berserta pengalaman Anda di Kelas Inspirasi.

Salam hangat,

Anies Baswedan

Jalan Angin: Antologi Puisi 2006# Teater Angin# Smansa Dps#

7 tahun sudah semenjak buku antologi puisi "Jalan Angin" 2006 ini diterbitkan. Hari ini pertama kali sejak 5 tahun belakangan buku ini saya buka dan baca kembali. Walaupun berada di Bogor namun imajinasi dengan kuatnya membawa alam bawah sadar saya kembali ke "aula Smansa",  "Sekre Angin", ke tempat-tempat penuh nostalgia di tahun 2004 - 2006.

Sejenak saya mengenang masa-masa itu dan terasa menonton FTV dimana terdapat remaja-remaja yang punya banyak waktu luang,  badung,  dan punya keinginan kuat untuk berkreatifitas. Tak peduli apapun hasilnya,  bagaimana letihnya,  yang penting proses dan kebersamaannya.

Antologi Puisi "Jalan Angin"  adalah karya beberapa penulis SMA  yang berteduh di bawah ekstrakulikuler unik bernama "Teater Angin". Buku ini berisi hasil karya anak angin angkatan 41 dan 42 namun tentu saja buku ini dimiliki oleh semua angkatan dan diwariskan ke angkatan berikutnya.

Dari semua penulis puisi di buku ini hanya beberapa saja yang
masih aktif di dunia sastra namun beberapa diantaranya (termasuk saya) masih gemar menulis beberapa kata puitis untuk dijadikan status Facebook ataupun berkicau di twitter. Saya yakin dibalik profesi sahabat saya yang sangat beragam mulai dari Engineer,  architect, teacher, doctor, scientist, entrepreneurs, masih dan akan selalu berkreatifitas dengan caranya masing-masing.

Sudiani dan Rastiti adalah salah satu penulis yang sampai dengan saat ini masih menekuni dunia sastra. Tak tanggung - tanggung salah satu sahabat saya ini Sudiani bahkan bisa keliling dunia berkat kepiawaiannya mengolah kata dan metafora.  Congrats guys. Hebatnya lagi setelah saya ingat-ingat mereka berdua inilah yang punya ide untuk membuat antologi JALAN ANGIN ini. Sesungguhnya mereka lah master sekaligus "suhu" puisi di angkatan kami.

Mengambil kalimat puitis Bapak Made Tumbuh di kata pengantarnya "Buku ini adalah bukti bahwa kalian pernah ada" maka dengan senang hati kami akan membagikan seluruh isi dari buku "Jalan Angin" dalam dunia digital ini.

"Sharing for Caring and Inspiring" // Bogor, 10 Mei 2013.

Gita Raditya #Feby Widianto #Alfonsus #Satyaning #Putu Wulandari# "Dewi" Dewantari# Wahyu Yoga Dana# Manasaputri# Nandaliana# Yuliari# M. Pancho# Rastiti# Sudiani#

Untuk ayah ibu kami,
Keputusan terbaik yang pernah kami buat…
Denpasar, 2006.

Tuesday, May 7, 2013

Kenalkan Seni Sejak Dini (Right Brain World)


MESKI pemerintah dewasa ini menggembar-gemborkan potensi ekonomi kreatif, banyak orangtua tampaknya masih percaya pada karier professional sebagai jalan hidup yang bakal ditempuh anaknya. Indikatornya, orangtua masih sibuk mendorong anak mengejar ranking dan nilai bagus untuk mata-mata pelajaran terkait otak kiri.
Anak yang pintar nyaris identik dengan anak yang meraih nilai bagus pada mata pelajaran matematika dan sains. Sementara itu, mata pelajaran seputar seni dan humaniora acap dipandang sebelah mata. Orangtua lebih memprioritaskan anaknya mengikuti kursus tambahan di bidang matematika ketimbang melukis atau tarik suara. Padahal, terdapat banyak peluang dan hal positif yang dapat diperoleh dengan menguasai seni.

Dewasa ini, semakin banyak pengusaha yang menginsyafi, merekrut professional yang cerdas secara intelegensia tidak menjamin unjuk kerja yang baik. Tak jarang, mereka justru mandek saat menghadapi persoalan-persoalan bisnis yang menuntut kreativitas. Sebaliknya, orang-orang yang kreatif dan pintar berkomunikasi, lebih tangguh menghadapi masalah dan selalu punya usul untuk menyiasati kebuntuan.

Laman Washington Post belum lama ini memuat tulisan tentang 10 keterampilan yang dapat dipelajari anak dari seni. Mengacu kepada buku The Artistic Edge: 7 Skills Children Need to Succeed in an Increasingly Right Brain Worldyang ditulis Lisa Philips, kesepuluh keterampilan itu adalah kreativitas, percaya diri, kemampuan menyelesaikan masalah, focus, komunikasi, non verbal, memperoleh umpan balik yang membangun, kolaborasi, dedikasi, dan kepercayaan. Hal-hal ini akan sangat bermanfaat bagi si kecil ketika kelak merintis karier di dunia kerja.


Itu sebabnya para orangtua di AS dewasa ini mulai mendiskusikan kemungkinan mengubah penekanan pendidikan nasional dari STEM (science, technology, engineering, mathematics) menjadi STEAM (tambahan “a” adalah arts).
Bagaimana mengenalkan seni kepada si kecil? Sebenarnya hal itu dapat dimulai dari hal-hal sederhana. Memberi kesempatan seluas-luasnya untuk menggambar dapat menjadi salah satu contoh. Pemilik akun @AsterAritonang mengatakan, ia menyediakan berbagai sarana penyaluran kreativitas seni visual di rumah berupa krayon, spidol, cat air/minyak, dan kuas.

Alam dapat menjadi ekspresi seni yang paling alamiah. Mendekatkan anak dengan alam dapat mendorong kreativitasnya. Menurut pemilik akun @Arvilla312, mengajak anak ke pantai, sawah, gunung, atau sungai yang masih alami dapat memperkaya imajinasi seni anak. Atau, seperti diutarakan pemilik akun @awhe80, pengenalan seni dapat dimulai dengan melihat fenomena alam visual, mendengarkan kicauan burung juga dapat menjadi cara membawa anak menghayati keindahan seni. Bagaimana dengan anda?// Kompas 5 Mei 2013