7 tahun sudah semenjak buku antologi puisi "Jalan Angin" 2006 ini diterbitkan. Hari ini pertama kali sejak 5 tahun belakangan buku ini saya buka dan baca kembali. Walaupun berada di Bogor namun imajinasi dengan kuatnya membawa alam bawah sadar saya kembali ke "aula Smansa", "Sekre Angin", ke tempat-tempat penuh nostalgia di tahun 2004 - 2006.
Sejenak saya mengenang masa-masa itu dan terasa menonton FTV dimana terdapat remaja-remaja yang punya banyak waktu luang, badung, dan punya keinginan kuat untuk berkreatifitas. Tak peduli apapun hasilnya, bagaimana letihnya, yang penting proses dan kebersamaannya.
Antologi Puisi "Jalan Angin" adalah karya beberapa penulis SMA yang berteduh di bawah ekstrakulikuler unik bernama "Teater Angin". Buku ini berisi hasil karya anak angin angkatan 41 dan 42 namun tentu saja buku ini dimiliki oleh semua angkatan dan diwariskan ke angkatan berikutnya.
Dari semua penulis puisi di buku ini hanya beberapa saja yang
masih aktif di dunia sastra namun beberapa diantaranya (termasuk saya) masih gemar menulis beberapa kata puitis untuk dijadikan status Facebook ataupun berkicau di twitter. Saya yakin dibalik profesi sahabat saya yang sangat beragam mulai dari Engineer, architect, teacher, doctor, scientist, entrepreneurs, masih dan akan selalu berkreatifitas dengan caranya masing-masing.
Sudiani dan Rastiti adalah salah satu penulis yang sampai dengan saat ini masih menekuni dunia sastra. Tak tanggung - tanggung salah satu sahabat saya ini Sudiani bahkan bisa keliling dunia berkat kepiawaiannya mengolah kata dan metafora. Congrats guys. Hebatnya lagi setelah saya ingat-ingat mereka berdua inilah yang punya ide untuk membuat antologi JALAN ANGIN ini. Sesungguhnya mereka lah master sekaligus "suhu" puisi di angkatan kami.
Antologi Puisi "Jalan Angin" adalah karya beberapa penulis SMA yang berteduh di bawah ekstrakulikuler unik bernama "Teater Angin". Buku ini berisi hasil karya anak angin angkatan 41 dan 42 namun tentu saja buku ini dimiliki oleh semua angkatan dan diwariskan ke angkatan berikutnya.
Dari semua penulis puisi di buku ini hanya beberapa saja yang
masih aktif di dunia sastra namun beberapa diantaranya (termasuk saya) masih gemar menulis beberapa kata puitis untuk dijadikan status Facebook ataupun berkicau di twitter. Saya yakin dibalik profesi sahabat saya yang sangat beragam mulai dari Engineer, architect, teacher, doctor, scientist, entrepreneurs, masih dan akan selalu berkreatifitas dengan caranya masing-masing.
Sudiani dan Rastiti adalah salah satu penulis yang sampai dengan saat ini masih menekuni dunia sastra. Tak tanggung - tanggung salah satu sahabat saya ini Sudiani bahkan bisa keliling dunia berkat kepiawaiannya mengolah kata dan metafora. Congrats guys. Hebatnya lagi setelah saya ingat-ingat mereka berdua inilah yang punya ide untuk membuat antologi JALAN ANGIN ini. Sesungguhnya mereka lah master sekaligus "suhu" puisi di angkatan kami.
Mengambil kalimat puitis Bapak Made Tumbuh di kata pengantarnya "Buku ini adalah bukti bahwa kalian pernah ada" maka dengan senang hati kami akan membagikan seluruh isi dari buku "Jalan Angin" dalam dunia digital ini.
"Sharing for Caring and Inspiring" // Bogor, 10 Mei 2013.
Gita Raditya #Feby Widianto #Alfonsus #Satyaning #Putu Wulandari# "Dewi" Dewantari# Wahyu Yoga Dana# Manasaputri# Nandaliana# Yuliari# M. Pancho# Rastiti# Sudiani#
Untuk ayah ibu kami,
Keputusan terbaik yang pernah kami buat…
Denpasar, 2006.
Gita Raditya #Feby Widianto #Alfonsus #Satyaning #Putu Wulandari# "Dewi" Dewantari# Wahyu Yoga Dana# Manasaputri# Nandaliana# Yuliari# M. Pancho# Rastiti# Sudiani#
Untuk ayah ibu kami,
Keputusan terbaik yang pernah kami buat…
Denpasar, 2006.
No comments:
Post a Comment