Sunday, May 12, 2013

JalanAngin #LoncengTakBernada #GitaRaditya #1

Fajar menanti mentari
Dalam sepenggal cerita
Yang kutulis dalam ingatan
Beserta lonceng hati

Ah, masihkah ada tanah untuk kita
Sementara pagi tak menyambut
Aku hanya dipayungi air getir
Yang tertawa dalam tangis para Dewa

Sejenak aku tahu
Aku raib melenggang jadi kumbang
Terbang mengarungi cuaca pagi

Kita tak mampu membaca 
Isyarat cuaca dengan doa
Mungkin penungguan zaman jawabnya

Hanya lonceng tak bernada
Yang merubah fajar dengan senja

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ngudiang ci to??? Meju o Git? hahahhaa.
Made Gita Raditya, salah satu sahabat saya dan secara kebetulan kakaknya Bli Hangga Melon juga sahabat sekaligus senior saya di Teknik Perkapalan ITS Surabaya (sorry nyerempet dikit).

Hhmm, dahulu kala secara mengejutkan Gita menulis puisi ini karena sepengetahuan saya Gita lebih cenderung "nyaman" dalam bermusik dan musikalisasi ketimbang puisi dan drama (soalnya dulu sempat ngambek, mau main musikalisasi kok malah dikasi drama), ^_^ no offense plis).

Saya yakin sampai dengan saat ini Gita masih melanjutkan proses kreatifnya di bidang lain, secara dia jadi arsitek gitu loohh. Denger-denger jago komputer juga. Oh ya, gitarmu kan ada banyak tuh di rumah (ciri-ciri penghasilan banyak), sumbangkanlah satu untuk ANGIN. :)

Pak Warih dalam "catatan penyunting" menyebut puisi karya masbro Gita ini mempunyai irama dan musikalitas yang tercipta melalui pertautan secara keseluruhan. Tak heran bila Ngurah "Cingur" dan Kadek "Hippo" berhasil mengaransemen puisi ini menjadi musikalisasi yang apik. Silahkan berkenalan dan bercengkrama dengan bli Gita di FB dengan account Gita Raditya. 

#Bless U My Partner in Crime #Bogor 12 May 2013 10:23 P.M
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1 comment:

  1. Menangis aku membacanya, menangis karena gak paham :(

    ReplyDelete