Yang selalu kutenggak
Bersama angin
dan dunia kecil
Sketsa oleh: Suardana
*sudah mendapatkan izin untuk dipublikasikan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dulu dikenal suka bermusik, punya suara yang pantaslah untuk bernyanyi (kalau dibandingkan dengan saya bagai kecoa dan rajawali kali ya suaranya). Tentu saja saya kecoanya ^_^
Dulu juga dikenal suka mengutak - atik peralatan elektronika sehingga dinobatkan sebagai Dimmer Player Teater Angin :).
Saya mengenal Febby sebagai anak yang pintar dan cerdas. Buktinya simple aja, lolos SPMB Teknik Elektro ITS, waahh ajee gilee kaann. Saya SPMB Teknik Elektro UGM saja tidak lolos (emang dasar cuma bisa koar-koar seperti tulisan di blog ini doank). Sayang ente waktu kuliah terlalu sibuk "kuliah" jadi ga sempet nyanyi lagu "Terlalu Manis Slank" lagi (ckckckck, kenapa selalu lagu ini ya yang saya sebutkan).
Kalau ke Jakarta kabarin ya kawan, kali aja ada waktu buat nge "bintang". Atau sudah tobat??? -peacenoffence)
Kata pak Warih, ini adalah salah satu puisi pendek yang utuh, tapi memang belum sekuat sajak haiku (Jepang) dan bukan mustahil suatu hari nanti mereka akan berusaha untuk menyamainya. Gimana bro? Lanjut? :).
Puisi ini juga sempat dijadikan musikalisasi oleh rekan - rekan Barak dan ditampilkan hanya sekali ketika buku puisi ini diluncurkan di Toko Buku Toga Mas Jalan Hayam Wuruk Denpasar. Canggih yaaa, puisi pendek, hanya beberapa kata namun menjelma menjadi musikalisasi yang menawan.
Cuk!! Tulisanku lebih cerewet dan tidak bermakna bila dibandingkan dengan puisinya yang sederhana namun penuh makna. Cukup sekian dan terimakasih.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment