Tuesday, May 7, 2013

Kenalkan Seni Sejak Dini (Right Brain World)


MESKI pemerintah dewasa ini menggembar-gemborkan potensi ekonomi kreatif, banyak orangtua tampaknya masih percaya pada karier professional sebagai jalan hidup yang bakal ditempuh anaknya. Indikatornya, orangtua masih sibuk mendorong anak mengejar ranking dan nilai bagus untuk mata-mata pelajaran terkait otak kiri.
Anak yang pintar nyaris identik dengan anak yang meraih nilai bagus pada mata pelajaran matematika dan sains. Sementara itu, mata pelajaran seputar seni dan humaniora acap dipandang sebelah mata. Orangtua lebih memprioritaskan anaknya mengikuti kursus tambahan di bidang matematika ketimbang melukis atau tarik suara. Padahal, terdapat banyak peluang dan hal positif yang dapat diperoleh dengan menguasai seni.

Dewasa ini, semakin banyak pengusaha yang menginsyafi, merekrut professional yang cerdas secara intelegensia tidak menjamin unjuk kerja yang baik. Tak jarang, mereka justru mandek saat menghadapi persoalan-persoalan bisnis yang menuntut kreativitas. Sebaliknya, orang-orang yang kreatif dan pintar berkomunikasi, lebih tangguh menghadapi masalah dan selalu punya usul untuk menyiasati kebuntuan.

Laman Washington Post belum lama ini memuat tulisan tentang 10 keterampilan yang dapat dipelajari anak dari seni. Mengacu kepada buku The Artistic Edge: 7 Skills Children Need to Succeed in an Increasingly Right Brain Worldyang ditulis Lisa Philips, kesepuluh keterampilan itu adalah kreativitas, percaya diri, kemampuan menyelesaikan masalah, focus, komunikasi, non verbal, memperoleh umpan balik yang membangun, kolaborasi, dedikasi, dan kepercayaan. Hal-hal ini akan sangat bermanfaat bagi si kecil ketika kelak merintis karier di dunia kerja.


Itu sebabnya para orangtua di AS dewasa ini mulai mendiskusikan kemungkinan mengubah penekanan pendidikan nasional dari STEM (science, technology, engineering, mathematics) menjadi STEAM (tambahan “a” adalah arts).
Bagaimana mengenalkan seni kepada si kecil? Sebenarnya hal itu dapat dimulai dari hal-hal sederhana. Memberi kesempatan seluas-luasnya untuk menggambar dapat menjadi salah satu contoh. Pemilik akun @AsterAritonang mengatakan, ia menyediakan berbagai sarana penyaluran kreativitas seni visual di rumah berupa krayon, spidol, cat air/minyak, dan kuas.

Alam dapat menjadi ekspresi seni yang paling alamiah. Mendekatkan anak dengan alam dapat mendorong kreativitasnya. Menurut pemilik akun @Arvilla312, mengajak anak ke pantai, sawah, gunung, atau sungai yang masih alami dapat memperkaya imajinasi seni anak. Atau, seperti diutarakan pemilik akun @awhe80, pengenalan seni dapat dimulai dengan melihat fenomena alam visual, mendengarkan kicauan burung juga dapat menjadi cara membawa anak menghayati keindahan seni. Bagaimana dengan anda?// Kompas 5 Mei 2013

No comments:

Post a Comment